Cerita
orang-orang zaman dulu,asal mula kerajaan Sanggau adalah keturunan DaraNante. sementara
Dara Nante itu bukan orang Sanggau asli. orang dulu di negeri johor,malaysia ada
kerajaan yang rajanya itu mempunyai 2 orang anak laki-laki. waktu raja
meninggal dunia kedua anaknya
diberi
daerah kekuasaan yang wilayahnya sangat besar. karena si abang serakah dan tama', maka
ia ingin berkuasa terhadap semua daerah kerajaan yang ditinggali oleh almarhum
ayahnya. tetapi adiknya tidak
mau mendengarkan pendapat abangnya karena tidak sesuai dengan pesan sang ayah
kepada mereka.
karena
sang adik tidak mau mendengarkan pendapat sang abang akhirnya terjadilah perang
diantara mereka.
ketika
peperangan rupanya sang adik mengalami kekalahan, lalu dengan rombongan mereka
yang masih hidup lari menggunakan kapal dan berlayar hingga mereka menemukan
kampung darat. kampung
darat adalah kampung bongkal tempat rombongan sang adik singgah,mereka singgah
harus melalui persetujuan orang kampung dan ketua adat. perlu diketahi bahwa
sang adik dari kerajaan johor itu adalah ayah DaraNante. dalam
pelarian, ayah DaraNante tidak lagi dipanggil Raja tapi cukup di panggil Pak
tua dan istrinya Bu Tua sedangkan anaknya DaraNante. kehidupan sehari-hari
kini tidak seperti yang dulu lagi,sekarang kehidupan mereka bertolak belakang
dengan yang dulu.mereka hidup bersama orang-orsng kampung asli. dengan ditolong
orang-orang yang ikut lari.dara disuruh memasak oleh Ibu dan Ayahnya,mencuci
pakaian,dan mengemas rumah.
Dara
anak yang rajin,sopan dan tidak sombing. dia dikenal dengan anak yang pandai
bergaul semua orang kampung
sangat suka dengannya. Dara memiliki rambut yang lebat dan hitam sepinggang,ia
suka sekali menyanggul rambutnya. walaupun begitu ia masih saja terlihat cantik
seperti seorang putri.
pada
suatu hari terdengar berita yang tidak enak didengar di kampung ongkal. yaitu
Dara anak Pak tua telah hamil dengan tidak memiliki suami,tentunya orang tua
Dara terkrjut mendengar berita itu,karena selama ini Dara dikenal sebagai anak
yang baik sudah
mencoret nama baik mereka dihadapan orang kampung. bemacam-macam hinaan,
cemohan, dan kata-kata yang kurang sedap selalu terdengar dari orang kampun.
tapi Dara tak menghiraukan dengan semua itu,sebab dia sendiri tidak tau apa yang terjadi
dengan dirinya.
orang
tuanya telah berusaha berbicara dengan Dara agar mau mengakui siapa yang telah
menghamilinya. setelah ditanya, Dara tetap saja menjawab tidak tau siapa yang
telah menghamilinya.
menurut
kpercayaan,orang yang hamil tidak ada suami adalah hal yang tabu dan melanggar
hukum adat. kalau tidak cepat-cepat diselesaikan akanmembawa mala petaka
dikampung,sebab orang kampung takut disumpah tuhan. semua orang kampung meminta
ketua adat dan pemuka kampong
cepat
menyelesaikan masalh ini.
urang
tua Dara baru saja pulang dari uma, kemudian datang orang yang disuruh ketua
adat, menyuruh mereka ke Balai Adat malam ini dengan Dara untuk bercerita
sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan anak gadisnya. malam harinya Dara
disidang dengan bermacam-macam pertanyaan diajukan yang menyangkut masalah
kandungannya. tapi jawaban yang keluar dari mulutnya sama dengan jawaban yang di
berikan ke orang tuanya.
tapi
orng tua Dara tidak dapat menerima keputusan,sebab kita semua tidak tau apakah
benar anak gadisnya tidak memiliki bukti yang jelas. bisa saja anak gadisnya
itu mengidap penyakit. maka ayah Dara mengadakan acara berdukun, usul ayah Dara
diterima dan hukuman yang
dijatuhkan ke Dara di cabut dulu.upacara berdukun di adakan pada malam pagi. dalam upacara nya
nanti, dukun minta disiapkan lilin,utan, cermin,bokong,beras perotih, daun
sabang tiga lembar yang sudah diikat dengan kain merah hitam,kain merah hitam untuk ikat
kepala,tikar kodo,perabun,danlain-lain. semua ramuan di masukkan dalam bokong
dan daun sabang disimpan di atas tepung yang fungsinya untuk mengibas-ngibas
tubuh Dara,dan tikar kodo digulung kemudian Dara masuk kedalamnya. malam yang ditentukan
sudah tiba,semua orang kampung bongkal pada datang semua dan berkumpul dibalai
adat. ada juga ketua adat, pemuka masyarakat, dukun,Dara bersama orang tuanya. upacara dimulai,Dara
disuruh duduk dengna mata tertutupi dengan kain merah hitam,kemudian ditutupi
dengan tikar kodo yang sudah digulung. asap perabun ditengah ruang tempat
berkumpulnya orang kampung.mulut dukun komat-kamit membaca mantra untuk
memanggil imai dengan menari-nari lalu
duduk bersila dengan muka seram karena sudah termasuk imai yang dipanggil
melalui mantra-mantra yang dibaca. mata yang tadinya terpejam lalu
perlahan dibuka dan dukun meminta satu orang membukakan gulungan tikar dan
dukun mengambil daun sabang lalu dicelupkan ketepung tawar,kemudian di
percik-percikkan ke tubuh Dara. cermin dibaringkan lalu dukun bilang kalau dara
memang hamil,untuk melihat
siapa
suaminya tunggu pada saat anaknya sudah lahir. "kenapa begitu
Kek?"tanya ketua adat.
sebab
dia hamil begini bukanlah kemauannya sendiri, semuanya diluar kesadaran dan ini
merupakam kemauan tuhan. pada saat anakny beerusia 8 tahun baru akan ketahuan
siapa ayah dari anak dara. nanati kalau anaknya sendiri akan menunjukkan siapa
ayahnya. jadi hukuman yang dijatuhkan ke Dara dicabut dulu sebab kalau
tidak,maka kita yang akan kena bala. hari berganti minggu dan minggu
berganti bulan kandungan Dara sudah semakin membesar. tinggal menunggu hari
kelahiran saja dan menunggu anaknya berusia 8 tahun, Dara suka duduk melamun
didepan rumah seperti ada yang ditunggu. karena sukanya melamun dia sering
ditegur orang yang lalu lalang melewati halaman rumahnya. "apa yang kau
tunggu,setiap hari duduk melamun begitu?"."endak,aku lagi melihat anakku
yang lagi bermain." sahut dara. karena seringnya ditegur orang yang
lewat,maka nama yang awalnya Dara menjadi Dara Nante yang artinya Dara yang
nunggu seseirang.
tidak
terasa sudah 8 tahun umur anak Dara Nante.semua orang tidak lupa dengan apa
yang dikatakna dukun. terutama Dara Nante yang tidak sabar ingin tahu siapa
suaminya.dan bagaimana ia bisa hamil. hari yang sudah ditentuka telah tiba,
orang kampung berkumpul di balai adat. pada hari itu banyak orang kampung
bongkal tidak pergi ke uma sabab mereka semua mau tahu siapa suami darai Dara
Nante.
Acara
dimulai dengan bedukun. lalu pak dukun bertanya dengan ujang yang duduk bersila
dengan ibunya diatas tikar kodo. "nang, kamu tahu siapa ayah kamu
dan dimana dia tinggal?"tanya pak dukun. "aku ajom tau siapa ayah saya,tapi
kalau mereka ingin tahu siapa ayah saya, caranya mudah sekali. tolong carikan
saya tangui. nanti kalau tangui ini saya lempar, kepala siapa yang akan di
tungkup oleh tangui ini maka itulah ayah saya. sebenarnya dukun sudah tau apa yang
akan dikatakan ujang, tapi untuk memestikan orang kampung birkanlah ujang
sendiri yang bilang caranya. pak dukun mengambil tangi kemudian rambut ujang di
potong 3 helai dan diselipkan ditangui bagian bawah."mengapa rambut ujang
diselipkan disini pak dukun?"tanya Dara Nante, rambut ini nantinya yang akan
mencari dari mana ia berasal. kemudian tanggui itu dilemparkan oleh si ujang
dan berputar-putar keangkasa menuju kearah hulu.melihat arah tanggui, maka
ketua adat segera memerintahkan para pemuda kampung untuk menyiapkan peralatan dan
mengikujti arah tnggui itu. dengan rasa persaudaraan dan gotong royong yang
tinggi,para pemuda kampung segera menyiapkan perahu beserta perlengkapannya dan
segera mengikujti kemana arah tanggui itu. sudah dua hari dua malam rombongan Dara
Nante dalam perjalanan, hingga sampailah mereka pada sebuah desa,yhaitu Desa
entabai. di desa ini tanggui itu berputar-putar dan jatuh ketanah. mereka
berfikir sejenak bahwa mungkin orang yang mereka cari ada di desa ini. kemudian
tanggui itu dilempar lagi oleh si ujang dan berputar-putar menuju kearah hulu
kampung tersebut. setelah berputar beberapa kilometer kearah hulu, tanggui itu
lalu jatuh menutupi kepala Babai Cinga yang sedang mencangkul. Sedikit diceritakan
latar belakang kehidupan Babai Cinga. Babai Cinga memiliki beberapa orang
saudara. ia berasal dari dsa Emtaai. ia mengidap penyakit kulit berupa lepra
atau kuru yang sangat menjijikan. melihat keadaan Babai Cinga yang begitu
menjijikan,masyarakat kampung Entabai merasa resah dan takut kalau-kalau
penyakit itu akan menular kepada mereka. akhirnya atas kesepakatan bersama
Babai Cinga diasingkan kesebuah daerah yang tidak ada penduduknya. sekarang
desa itu bernama desa nanga jeri. didesa inilah Babai Cinga hidup sendirian. ia membangun pondok
dan bercocok tanam sebagaimana hidup orang suku dayak pada waktu itu. dalam pengasingannya
itulah akhirnya Babai CInga ditemukan oleh rombongan Dara Nante dan anaknya,dan
akhirnya Babai Cinga dibawa oleh rombongan tersebut berangkat kembali ke Desa
Bongkal. sesampainya di desa
Bongkal, mereka disambut oleh masyarakat kampung yang ingin mengetahui siapa
suami Dara Nante dan bagaimana rupa wajahnya. tetapi alangkah terkejut dan
jijiknya orang kampung, terlebih-lebih orang tua Dara Nante melihatang yang
memakai tanggui yang dibawa oleh pemuda kampung."beginikah suami anakkku?
alangkah malangnya nasib anakku,"keluh Ibu Da ra Nante. setelah termangu
beberapa saat, ketua adat mempersilahkan Babai Cinga untuk naik ke rumah dan
berkumpul kembali di balai adat. mkemudian ketua adat mempersilahkan Pak Dukun
untuk bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan orang yang dihadapan
mereka itu. "sispa namamu, nak?" tanya pak dukun . "nama saya Babai
cinga," kamu berasak dari kampung mana dan apakah tanggui telah menyungkup
kepalamu?"yanta pak dukun lagi. "saya berasal dari kampung entabai
dan tanggui ini telah menyungkup kepala sayaketika saya sedang mencangkul
dikebun,"jawab Babai Cinga seadanya dengan masih diliputi perasaan bingung
dengan keadaan disekelilingnya. belum habis rasa bingungnya itu kemudian pak dukun
berbicara lagi."{bagaimana Dara Nante,apakah kamu mau menerima Babai Cinga
ini menjadi suamimu?" tanya pak dukun sambil menunjukkan jarinya kearah
Babai Cinga yang sedang duduk dalam kebingungan. "sesuai dengan janji dan
hasil berdukun,maka saya terima Babai Cinga menjadi suami saya walau bagaimana
pun keadaannya, tegas Dara Nante sambil memandang babai cinga tanpa
memperlihatkan perasaan jijik.
mendengar
jawaban dara nante,penduduk kampung bongakl gempar,apalagi babai cinga
bingungnya semakin menjadi-jadi sehingga akhirnya ia pun bertanya"apa yang
sebenarnya terjadi disini?". melihat babai cinga bingung,pak dukun
pun bercerita tentang hal yang menimpa dara nante, mengapa dia dibawa kemari
untuk dijadikan suami dara nante. mendengar penjelasan pak dukun,babai
cinga semakin bingung. bagaimana mungkin ia ditempat perasingan yang jauh
dihulu desa entabai dapat membuat dara nante menjadi hamil. inilah yang perlu diketahui
oleh semua orang,bagaimana dara nante bisa hamil oleh babai cinga. Mulailah
'pak dukun bercerita, babai cinga di perasinagnnya selalu menanam mentimun dan
mentimun itu selalu berbuah dengan lebatnya sehingga merambat sampai ketepi
sungai dan dihulunyababai cinga membangun sebuah jamban. tanpa disadari salah
satu dari buah mentimun yang bergelantungan mengenai air sungai,setiap babai
cinga buang air kecil,
selau
saja mengenai buah mentimun itu. lama kelamaan buah mentimun itu lepas dari
tangkainya dan kemudian hanyut ke daerah tempat dara nante tinggal.dan
ditemukan oleh dra nante. kemudian mentimun itu di makan oleh dara nante
akhirnya dara nante pun menjadi hamil.demikian akhir cerita pak dukun dan untuk
mempertegas ceritanya maka bertanyalah pak dukun" apakah benar kamu ada
menanam buah mentimun ditempat pengasinagnmu?"tanya pada babai cinga. 'benar pak
dukun",jawab babai cinga dengan perasaan sedikit lega karena
kebingungannya itu sedikit terjawab."dara nante coba kamu ingat-ingat
,apakah benar delapan tahun yang lalu kamu menemukan dan memakan buah mentimun
yang hanyut dari hulu sungai?"tanya pak dukun lagi. dara nante yang duduk
berdampingan dengan si ujang,menjawab'benar pak dukun,waktu itu kamisedang
mandi beramai-ramai diungai,tiba-tiba saya melihat buah mentimun yang
hanyut,kemudian
saya
ambil dan saya makan buah mentimun itu".jadi jelaslah sudah semua
permasalahannya. untuk selanjutnya kita serahkan saja kepada kedua orang tua
dara nante dan babai cinga. atas saran dari ketua adat maka ditentukan hari
pernikahan merek ayaitu dua hari setelah hari ini. pada hari yang
ditentukan semua warga kampung bingkal hadir pada upacara pernikahan itu. setelah pesta
pernikahan usai dan tamu-tamu pun sudah pulang kecuali pak dukun,ketua adat dan
beberapa pemuka masyarakat lainnya diminta untuk tinggal sebentar oleh orang
tua dara nante. mereka meminta bantuan mengenai satu hal lagi yaitu mengenai
penyakit babai cinga. ayah dara nante bertanya pada pak dukun,apakah penyakit
babai cinga dapat diobati?" mendengar pertanyaan ayah dara nante, pak
dukun tersenyum dan menjawab,"jangan khawatir pak tua,penyaki tbabai cinga akan
disembuhkan oleh dara nante sendiri sebab ini bukan penyakit biasa melainkan
penyakit kutukan. kutukan itu akan hilang apanila ada orang yang menyayanginya. siapa
yang telah mengutuknya,pak dukun?"tanya ibu dara nante keheranan. siapapun
yang mengutuknya kita tidak perlu tahu, itu rahasia babai cinga.untuk
menyembuhkannya, setiap babai cinga mandi suruh dara nante menggosok seluruh
badannya dengan sabut kelapa,"jawab pak dukun sambil memberi penjelasan
pada orang tua dara nante. maka
di bawalah babai cinga mandi kesungai di bantu dara nante dengan menggosokkan
badan suaminya. dan keanehan pun terjadi, setiap badan babai cinga di celupkan
ke air sedikit demi sedikit kuru (kudis) yang menempel di tubuhnya hilang. dara
nante pun heran melihat keajaiban itu, untuk menjawab keheranan itu ketika
suaminya mencelupkan badannya ke air,ia pun ikut menyelam dan dilihatnya
penyakit kuru suaminya dimakan ikan-ikan kecil bergaris merah yang oleh
penduduk setempat dinamakan ikan korak. melihat kejadian itu,dara nante
bersumpah bahwa semua keturunannya tidak boleh memakan ikan korak tersenut
karena jasa ikan korak inilah
babai
cinga sembuh dari penyakitnya dan kulitnya dpat kembali normal seperti sedia
kala. setelah
babai cinga memiliki beberapa orang anak,mereka pun pindah kesebuah desa yang
mereka bangun sendiri yaitu SANGGAU namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar